Kesenianadalah ekspresi dari perpaduan kebudayaan dan juga isu sosial yang akhirnya terwujud dalam sebuah karya Mural Khas Indonesia vs Street Art Negara-Negara Eropa Halaman 1 - tunggu
JAKARTA, - Road trip atau berwisata jauh menggunakan moda transportasi jalur darat seperti mobil atau motor menghadirkan sensasi yang berbeda. Lewat road trip, wisatawan dapat mengeksplor destinasi sesuka hati dan mengendalikan sendiri arah bepergian. Sebuah perusahaan asuransi, Veygo by Admiral mencari tahu negara di Eropa paling murah untuk melakukan road trip. Mengombinasikan harga sewa mobil, harga bahan bakar, dan biaya akomodasi untuk dua keluar lima negara berikut ini, yang disebutkan paling murah untuk road trip tetapi memiliki pemandangan yang indah. Berikut lima negara tersebut 1. Latvia Negara ini diliputi laut, danau, dan hutan. Saking indahnya Latvia sampai disebut sebagai taman luas yang memiliki satu kota, yakni ibu kota Riga. Latvia jika dibanding luas negara di Eropa lain terbilang kecil, tetapi sangat indah. Biaya road trip dua minggu di Latvia diperkirakan 987,31 dollar AS atau setara Rp 14 Lithuania Lithuania merupakan negara tetangga Latvia. Tak kalah indah, Latvia menghadirkan suasana pedesaan dengan sentuhan bangunan bersejarah dan berasitektur kuno. Ada banyak gereja, pub, dan bar lokal di Lithuania dengan desain menarik. Tak lupa banyak restoran romantis. Biaya road trip dua minggu di Lithuania diperkirakan mencapai dollar AS atau setara Rp 15,3 juta. Dok. Lonely Planet Ibu kota Lithuania, Vilnius. 3. Turki Negara ini menghadirkan lanskap alam yang beragam, karena posisinya sendiri yang unik, berada di perbatasan Eropa dan Asia. Berkendara dari satu wilayah ke wiliyah Turki dapat menemui bentang alam bahkan iklim yang berbeda. Biaya road trip dua minggu di Turki diperkirakan dollar AS atau setara Rp 15,9 juta.
Negaranegara di Eropa memiliki pendapatan per kapita yang tinggi SEBAB pendidikan di negara-negara Eropa kualitasnya sangat baik. Pilihlah:
- Bagi kamu pencinta kuliner dari Benua Eropa, masa pandemi tentu menjadi tantangan tersendiri. Pasalnya, liburan guna menyantap hidangan dari berbagai negara di Eropa langsung dibatasi, bahkan pergi ke restoran Eropa yang ada di Indonesia pun tak seleluasa sebelum meski demikian, kamu harus berbahagia, sebab produk makanan dan minuman asli dari Eropa sudah masuk ke pasar Indonesia lho, Kawan Puan. Baca Juga Viral Jadi Minuman Kekinian, Boba Ternyata Sudah Tren Sejak 2000an, Ini 5 Minuman yang Jadi Pelopornya Hal ini karena Uni Eropa resmi meluncurkan kampanye bertemakan "Nikmati Warna-Warni Eropa," pada Rabu 25/08/2021, adapun rangkaian kegiatan ini ditujukan untuk memperkenalkan dan mempromosikan berbagai produk makanan dan minuman Uni Eropa di Pasar Indonesia. Untuk kualitasnya sendiri, Marika Jakas, selaku Kepala Seksi Perdagangan dan Ekonomi pada Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia mengaku bahwa produk yang dipasarkan di Indonesia berkualitas baik dan bukan hanya sekadar menjalankan bisnis semata. "Regulasi pada Uni Eropa mendasari produksi seluruh produk makanan Uni Eropa yang menjamin konsumen seluruh dunia dapat menikmati keamanan makanan di tingkat tertinggi serta standar keberlanjutan, skema kualitas dan tradisi pembuatan makanan yang kaya," ucap Marika. Perlu diketahui Kawan Puan bahwa standar produksi dan kontrol kualitas yang ketat untuk produk olahan pertanian Uni Eropa terjamin aman sejak dari pertanian hingga penyajian. Lalu bagaimana keamanan dan kualitas produk yang dipasarkan di Indonesia seperti daging, keju dan susu, buah dan sayuran, hingga sereal, minyak dan lemak, kudapan manis, minuman, serta rempah-rempah dan bumbu? Keamanan Kawan Puan tak perlu khawatir untuk menyantap produk makanan dan minuman dari Uni ini dikarenakan para petani Uni Eropa juga telah mengikuti standar kesehatan dan keamanan produksi pangan paling ketat di dunia. Penggunaan bahan tambahan pangan di Uni Eropa, seperti aditif, perasa atau enzim, juga telah diatur secara ketat. Kontrol keamanan pangan di Uni Eropa turut memeriksa keberadaan hormon, residu kimia, kontaminasi mikroba, kebersihan, pelabelan, pendinginan yang tepat, persyaratan kesehatan hewan dan tumbuhan, kesejahteraan hewan, dan potensi penipuan. Baca Juga Tanaman Sumber Minuman Khas NTT, Ini Dia Kopi Arabika dan Robusta Flores Manggarai Adapun beberapa poin dari keamanan produk dari Uni Eropa yakni Dapat ditelusuri, hal ini mengacu pada kemampuan untuk menelusuri makanan, pakan, hewan, atau zat penghasil makanan melalui semua tahap produksi, pemrosesan, hingga distribusi. Kesejahteraan hewan, sebab hewan yang sehat dan hidup dengan baik diyakini dapat menghasilkan produk dengan kualitas dan keamanan yang lebih tinggi. Aturan informasi konsumen, terdapat skema pelabelan makanan Uni Eropa dirancang untuk menjamin akses konsumen ke informasi yang jelas dan andal terkait komposisi produk sehingga konsumen dapat menikmatinya tanpa rasa khawatir. Kualitas Kualitas tinggi produk makanan pertanian Uni Eropa dijamin oleh standar produksi yang ketat dan kontrol kualitas yang berlaku. Standar produksi yang tinggi di Uni Eropa memastikan produk makanan dan minuman bergizi dan sehat yang menghasilkan produk Eropa yang berkualitas. Baca Juga Kenali 4 Jenis Bahan Pangan Unik Khas Nusa Tenggara Timur, Jadi Sumber Karbohidrat hingga Protein Terdapat hal yang menjadi fokus di kualitas produk dari Uni Eropa yakni Unggulan dalam budidaya hewan ternak, seperti Charolais, Holstein Friesian, dan Chianina merupakan beberapa jenis sapi yang berasal dari Eropa Pembatasan penggunaan bahan pendorong pertumbuhan hewan, penggunaan hormon atau antibiotik dalam produksi daging di Eropa diatur dan dikontrol secara ketat. Beragam cita rasa, keberagaman lahan pertanian, iklim, dan budaya di Eropa tercermin dalam keberagaman produk pangan agrikultura yang lezat dan menakjubkan. Keamanan makanan yang tanpa kompromi, keamanan makanan merupakan prioritas Uni Eropa yang didasari oleh kepercayaan dan dapat ditelusuri dari peternakan atau pertanian, sampai penyajian. *
Negaranegara Eropa sangat menyukai produk dari serat - 42288985. rehanrehan4830 rehanrehan4830 31.07.2021 PPKn Sekolah Menengah Pertama terjawab Negara-negara Eropa sangat menyukai produk dari serat jawaban: daun 1 Lihat jawaban Iklan Iklan itsBARBIE itsBARBIE Jawaban:??? Penjelasan: mksd ny apa kk?! Iklan Iklan
Web server is down Error code 521 2023-06-16 005327 UTC Host Error What happened? The web server is not returning a connection. As a result, the web page is not displaying. What can I do? If you are a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you are the owner of this website Contact your hosting provider letting them know your web server is not responding. Additional troubleshooting information. Cloudflare Ray ID 7d7f136e69260a5f • Your IP • Performance & security by Cloudflare
Negaranegara di Eropa memiliki pendapatan per kapita yang tinggi. SEBAB Pendidikan di negara-negara Eropa kualitasnya sangat baik.
- Uni Eropa sangat memperhatikan nasib petaninya, yang menjadi penerima manfaat terbesar dari Kebijakan Pertanian Bersama atau Common Agricultural Policy CAP. Pada dasarnya, kebijakan ini mengatur subsidi langsung untuk pendapatan petani. Namun, CAP tidak terbebas dari kritik dan kontroversi. Anggarannya yang bombastis dinilai kurang efektif untuk pemerataan kesejahteraan petani dan menjaga lingkungan. Dampak CAP terhadap industri pertanian di negara-negara berkembang pun turut dipertanyakan. Keterbatasan pangan menjadi salah satu cobaan terberat yang dihadapi Eropa setelah ekonominya luluh lantak oleh Perang Dunia II. Kerjasama strategis di bidang pertanian pun mulai direncanakan seiring dengan terbentuknya Masyarakat Ekonomi Eropa MEE atau cikal bakal Uni Eropa melalui Perjanjian Roma tahun 1957. Pada momen historis ini, enam negara pendiri MEE, yakni Jerman Barat, Perancis, Italia, Belanda, Belgia dan Luksemburg, merancang suatu sistem pasar tunggal atau Pasar Bersama untuk membebaskan pergerakan modal, barang dan jasa, serta tenaga kerja di wilayah MEE. Kebijakan Pertanian Bersama atau CAP resmi diluncurkan pada 1962. Tujuan utamanya adalah memenuhi kebutuhan bahan pangan untuk masyarakat Eropa, sekaligus menciptakan taraf hidup yang lebih baik bagi petaninya. Awalnya, CAP fokus pada intervensi pemerintah dalam mengontrol harga komoditas pangan, yaitu dengan menjamin standar harga tinggi di atas harga pasar dunia untuk produk pertanian Eropa. Apabila petani gagal menjual produk di pasar, pemerintah akan membeli komoditas mereka dan menyimpannya di dalam gudang atau mengekspornya. Pada saat bersamaan, petani disokong oleh subsidi ekspor yang cukup besar, mengingat komoditasnya dihargai tinggi di dalam Eropa tapi dijual lebih murah untuk pasar internasional. Akibatnya, petani terdorong untuk memproduksi lebih banyak hasil tani maupun olahan ternak. Sebagaimana diwartakan oleh New York Times pada 1986, surplus komoditas pertanian di Eropa pun tidak terhindarkan. Terdapat total jutaan ton kelebihan mentega, susu, daging sapi, gandum, sampai 300 juta galon alkohol hasil fermentasi tak layak konsumsi, yang sempat populer dengan istilah “danau anggur”. Di balik kacaunya penerapan CAP kala itu, anggaran yang terlampau tinggi juga menjadi sorotan. Pada 1985 misalnya, alokasi dana untuk CAP mencapai 74 persen PDF dari total anggaran belanja Uni Eropa, yang saat itu masih beranggotakan 10 negara. Semenjak itulah anggaran CAP diperketat dan sejumlah langkah reformasi dilakukan. Sejak 1992, sistem proteksi harga perlahan ditinggalkan. Sebagai gantinya, petani diberi kompensasi dalam bentuk pembayaran langsung. Kemudian, tahun 2003, CAP didesain agar lebih berorientasi pasar sistem pembayaran berdasarkan volume hasil tani mulai diallihkan menjadi subsidi per luas lahan pertanian. Kepatuhan petani melindungi alam dan kesejahteraan ternaknya pun turut menjadi prasyarat untuk menerima bantuan langsung. CAP sebagai subsidi untuk petani Seiring dengan perombakan yang menyertainya, CAP pun menjadi semakin matang. Setidaknya terdapat tiga substansi penting di dalam CAP modern, yaitu pembayaran langsung, regulasi pasar dan program pembangunan desa. Pembayaran langsung untuk petani merupakan fitur utama sekaligus komponen terbesar di dalam CAP. Menurut Komisi Eropa, petani perlu disokong oleh pemerintah karena pendapatannya berada di bawah rata-rata gaji tenaga kerja di Uni Eropa. Tercermin dari data sepanjang 2007-2016, penghasilan petani Eropa tak sampai 40 persen dari total rata-rata pendapatan pekerja dari sektor industri lainnya. Pada 2017, Layanan Riset Parlemen Eropa PDF melaporkan petani kecil sebagai kelompok sosio-ekonomi di kawasan desa atau pinggiran kota yang rentan jatuh dalam kemiskinan, di samping etnis Roma dan perempuan. Tidak bisa dipungkiri bahwa tradisi bertani penuh dengan risiko. Petani membutuhkan modal besar, seperti traktor atau mesin-mesin pertanian, sistem irigasi, pupuk dan pestisida atau skema ramah lingkungan lainnya yang berbiaya tinggi. Sektor pertanian juga rentan merugi karena serangan hama dan ketergantungan pada musim dan cuaca. Petani pun masih dibuat pusing oleh liberalisasi perdagangan dan tidak menentunya harga komoditas pasar karena permintaan dan penawaran yang fluktuatif. Kompensasi berupa pembayaran langsung dinilai dapat menjamin kesejahteraan petani, sebagaimana para pemangku kebijakan di Brussels merumuskannya dalam CAP selama ini. Setiap anggota negara Uni Eropa punya kewenangan dan fleksibilitas untuk mengatur bagaimana CAP disalurkan, seberapa besar santunan maupun syarat luas lahan pertanian. Merujuk publikasi Komisi Eropa tahun 2017 , pembayaran langsung tidak dapat dicairkan apabila nominalnya di bawah 100 sampai 500 euro Rp1,6-8 juta atau jika luas tanah pertanian kurang dari 0,3 sampai 5 hektar. Hanya petani aktif yang punya lahan produktif yang boleh mengajukan permohonan subsidi setiap tahunnya. Masih dilansir dari publikasi Komisi Eropa, para petani bisa mengakses pembayaran langsung melalui skema wajib pembayaran dasar per hektar, insentif untuk pertanian ramah lingkungan, tunjangan bagi petani muda plus pilihan misalnya subsidi berdasarkan jumlah produksi hasil tani. Atau, bagi petani yang tanahnya tidak terlalu luas, bisa mengikuti Skema Petani Kecil. Nominal bantuan langsung untuk skema ini ditentukan oleh masing-masing negara, namun jumlahnya tidak melebihi euro sekitar Rp20 juta. Selama 2014-2020, dana sekitar 408 milyar euro dialokasikan untuk 28 negara anggota, termasuk Inggris Raya. Artinya, anggaran CAP nyaris mencapai 38 persen dari total belanja Uni Eropa. Bagian untuk CAP juga merupakan yang terbesar, bahkan di atas program sosial-ekonomi. Sedikitnya 71 persen dari anggaran CAP diberikan untuk subsidi petani. Bagaimana realisasi belanja CAP dalam satu tahun? Sepanjang 2018, 41 milyar euro atau sekitar Rp700 triliun digelontorkan sebagai pembayaran langsung Perancis menjadi penerima jatah paling besar, diikuti Spanyol, Jerman dan Italia. Kemudian, sebesar 2,7 milyar euro sekitar Rp46 triliun digunakan untuk membiayai regulasi pasar, seperti intervensi pemerintah dalam menstabilkan harga komoditas. Sementara itu, agenda pembangunan desa mendapatkan 14,3 milyar euro sekitar Rp240 triliun. Kritik untuk CAP Komisi Eropa mencatat sejumlah kemajuan yang berkaitan dengan penerapan program-program CAP antara tahun 2016-2017. Misalnya, di area pedesaan, tingkat kemiskinan turun dari 26 persen jadi 24 persen, sementara presentase angkatan kerja naik dari 66 persen menjadi 68 persen. Luas lahan pertanian organik pun dilaporkan semakin bertambah, dari yang awalnya hanya 11,9 juta hektar atau 6,7 persen dari total luas tanah pertanian menjadi 12,6 juta hektar. Area pertanian yang mendukung biodiversitas ikut mengalami kenaikan dari 11,1 juta hektar menjadi 11,4 juta hektar. Emisi gas amonia dari aktivitas pertanian juga berhasil direm, dari 3,6 juta ton tahun 2015 menjadi 3,61 juta ton pada tahun berikutnya. Namun demikian, para aktivis dan kaum akademisi tampak kecewa dengan dampak kinerja CAP terhadap keberlangsungan lingkungan dan kesejahteraan petani. Pada 2019, lembaga advokasi agro-ekologi SlowFood PDF dan sejumlah organisasi lingkungan meminta Parlemen Eropa untuk mengubah sistem pertaniannya menjadi lebih sustainable atau berkelanjutan. Permohonan senada disampaikan oleh sekelompok organisasi konservasi hewan, termasuk European Ornithologists Union dan Butterfly Conservation Europe. Organisasi ini mengutip sebuah hasil penelitian yang menyatakan turunnya lebih dari 55 persen populasi burung di lahan pertanian daratan Eropa sepanjang tahun 1980 sampai 2015. Sedikitnya ilmuwan memberikan dukungan terhadap rekomendasi yang dihasilkan dalam kajian ilmiah “Action needed for the EU Common Agricultural Policy to address sustainability challenges" 2020. Studi ini salah satunya menganjurkan kompensasi bantuan agar disesuaikan dengan performa petani dalam mempraktikkan pertanian ramah lingkungan, alih alih berdasarkan kepemilikan lahan per hektar ataupun kuantitas produksi. Sistem pembayaran per kepemilikan luas lahan memang problematis. Selain dikritik tidak menginspirasi gerakan cinta lingkungan, teknik tersebut dinilai tidak pro terhadap petani kecil. Berdasarkan data dari Komisi Eropa tahun 2015 PDF, diketahui bahwa 80 persen subsidi langsung diterima oleh 20 persen petani yang memiliki lahan seluas 100-500 hektar. Sementara itu, 20 persen dana sisanya diberikan untuk 80 persen petani kecil yang luas lahannya kebanyakan di bawah 5 hektar. Di Inggris Raya misalnya, investigasi oleh Unearthed mengungkap sejumlah barisan elite dan aristokrat ada di antara 100 penerima subsidi CAP terbesar pada tahun 2015, mulai dari milyarder Sir James Dyson sampai Duke of Westminster dan Lord Iveagh dari keluarga bangsawan Guinness yang mewarisi berhektar-hektar lahan pertanian dari generasi sebelumnya. Menurut penelitian 2020 oleh Scown, Nicholas dan Brady, subsidi langsung CAP pada tahun 2015 memang lebih banyak menyokong daerah-daerah yang pertaniannya relatif sudah makmur. Akibatnya, CAP justru memperparah ketimpangan upah antara petani kaya dan miskin. Studi ini di antaranya menyarankan agar subsidi untuk daerah yang pendapatannya sudah di atas median upah Uni Eropa dialihkan untuk strategi biodiversitas, atau untuk mengembangkan pertanian hijau di kalangan petani kecil yang lebih membutuhkan dukungan. Dampak CAP terhadap Negara Berkembang Di balik berbagai tuntutan reformasi CAP agar lebih inklusif dan pro-lingkungan, pada intinya CAP tetaplah sebuah sistem kebijakan yang proteksionis. CAP bertujuan memenuhi kebutuhan pangan di Uni Eropa sekaligus menjaga kemakmuran petaninya, atau dengan kata lain mengurangi ketergantungan impor. Melalui sistem pemberian subsidi, CAP senantiasa mendorong petani Uni Eropa untuk terus memproduksi lebih banyak, yang kelebihan hasilnya selalu bisa diekspor. Hal itu pun turut berdampak pada aktivitas pertanian negara di luar Uni Eropa. Seperti disampaikan Thomas Fritz dalam laporan “Globalising Hunger” PDF, 2011, perjanjian perdagangan bebas selama ini telah “mendorong negara-negara berkembang agar membuka pasarnya untuk surplus produksi Eropa”. Petani di kawasan negara-negara berkembang yang tak kuasa bersaing dengan produk-produk sokongan Uni Eropa akhirnya dihadapkan pada “risiko disingkirkan oleh kompetisi yang tidak adil”. Dilansir dari Euractive yang meliput hasil kajian tahun 2019 oleh asosiasi riset GRET dan jaringan lembaga swadaya internasional Coordination SUD, “dampak merusak” CAP bisa disaksikan pada praktik dumping untuk harga gandum dan susu bubuk di Afrika Barat. Laurent Levard dari GRET menyampaikan kepada Euractive bahwa harga susu bubuk impor di Afrika Barat bisa ditekan sampai 40 persen lebih murah dibandingkan harga susu lokal, sehingga masyarakat setempat memilih untuk beli susu impor daripada berinvestasi pada produksi susu lokal. Infografik Common Agricultural Policy CAP. Selain itu, Uni Eropa selama ini diketahui suka mengimpor kacang kedelai dan produk olahannya untuk pakan ternak. Masih dikutip dari laporan GRET-Coordination SUD, model peternakan yang intensif di Uni Eropa punya andil sebagian dalam meningkatkan ekspansi lahan pertanian kedelai di negara-negara Amerika Selatan, seperti Brasil dan Argentina. Alokasi lahan untuk memenuhi kebutuhan bahan pangan lokal di negara-negara berkembang pun otomatis jadi berkurang. Singkatnya, perubahan yang ditimbulkan oleh regulasi CAP terhadap aktivitas pertanian di Uni Eropa kelak berdampak pula terhadap ketahanan tani dan pangan di belahan dunia lain. Pertanian, Sektor Andalan Alokasi dana CAP untuk periode 2021-2027 mencapai sedikitnya 356 milyar euro, lebih kecil dari jatah periode sebelumnya. Keluarnya Inggris Raya dari keanggotan Uni Eropa sedikit-banyak mempengaruhi turunnya dana CAP karena mereka tidak lagi menyumbang untuk anggaran bersama. Terlepas bahwa anggaran CAP cenderung turun dari masa ke masa, jumlahnya tetaplah signifikan. Artinya, bagi Uni Eropa, sektor pertanian dan pangan masih jadi andalan yang patut diperjuangkan. Sebagaimana disampaikan oleh Paolo de Castro, anggota Kelompok Aliansi Progresif Sosialis dan Demokrat di Parlemen Eropa pada bulan Juli silam kepada Euronews, anggaran CAP yang mahal “bukan hanya untuk 10 juta petani” melainkan juga “untuk 450 juta orang” yang hidup di penjuru Uni Eropa. - Bisnis Penulis Sekar KinasihEditor Windu Jusuf
BNewsNGABLAK— Kerajinan serat alam berbahan baku mendong lereng merbabu ini diexspor hingga luar negeri. Berpusat di Dusun Klabaran Desa Sumberejo Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang kerajian ini diproduksi. Salah satu pengrajin mendong, Suratman mengatakan kerajinan ini telah di ekspor ke beberapa negara antara lain Jerman dan Belanda.
Kerajinan serat merupakan salah satu kerajinan yang sangat potensial di Indonesia. Mengapa? Karena Indonesia adalah negara yang memiliki tingkat biodiversitas tertinggi kedua di dunia setelah Brazil. Biodiversitas tinggi maksudnya adalah memiliki keanekaragaman spesies makhluk hidup, hayati, dan ekosistem sangat beragam baik di daratan maupun lautan. Artinya, terdapat banyak bahan yang unik dan sulit ditemukan di negara lain yang dapat diolah dan dimanfaatkan menjadi kerajinan di sini, termasuk kerajinan serat yang terbuat dari serat alam. Namun kemudian, apa itu serat alam sendiri? kerajinan apa saja yang dapat diciptakan menggunakan bahan ini? Bagaimana caranya? Berikut adalah berbagai penjelasannya. Pengertian Serat Alam Bahan serat alam adalah suatu jenis bahan berupa potongan-potongan komponen yang membentuk jaringan memanjang yang utuh Tim Kemdikbud, 2017, hlm. 6. Dalam KBBI, serat diartikan sebagai suatu material yang perbandingan panjang dan lebarnya sangat besar dan molekul penyusunnya terorientasi, terutama ke arah panjang. Contohnya adalah serat kapas yang memiliki perbandingan panjang dan lebar mulai dari 500 1 sampai dengan 1000. Serat juga dapat dikaitkan dengan sayur-sayuran, buah-buahan, dan tekstil. Sayuran dan buah-buahan merupakan makanan berserat tinggi yang sangat baik bagi sistem pencernaan makanan. Serat juga digunakan sebagai bahan baku tekstil. Sebagai bahan baku tekstil, serat merupakan bahan baku yang digunakan dalam pembuatan benang dan kain. Ya, serat adalah bahan baku yang memegang peranan penting dalam pembuatan tekstil karena sifat serat akan mempengaruhi sifat benang atau kain yang dihasilkan, baik dari pengolahan secara mekanik maupun pengolahan secara kimia. Bahan serat alam telah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun sebelum Masehi. Beberapa bukti sejarah mencatat bahwa bahan serat alam sudah dipergunakan sejak tahun 2640 SM. Negara yang pertama kali mengolah bahan serat alam adalah Cina yang dari sejak dahulu sudah menghasilkan serat sutera. Selain serat sutera, bahan serat alam lainnya berupa kapas yang dari sejak tahun 1540 SM telah banyak diproduksi secara industri oleh India. Dalam perkembangannya, bahan serat alam digunakan di berbagai negara lainnya, seperti serat flax yang pertama kali digunakan di Swiss pada tahun SM, serta serat wol mulai digunakan di Mesopotamia pada tahun SM. Selama ribuan tahun, serat flax, wol, sutera, dan kapas telah melayani kebutuhan manusia paling banyak sepanjang masa. Pada awal abad ke-20 mulai diperkenalkan serat buatan tidak alami. Hingga saat ini semakin banyak jenis serat buatan yang dapat digunakan sebagai bahan kerajinan serat. Serat Buatan VS Serat Alam Produksi bahan serat alam dari tahun ke tahun dapat dikatakan stabil, meskipun persentase terhadap seluruh produksi serat tekstil makin lama makin menurun mengingat kenaikan produksi bahan serat buatan yang semakin tinggi. Mengapa? Karena serat buatan membutuhkan biaya yang lebih kecil untuk diproduksi sebagai akibat dapat diproduksi secara massal. Ditambah lagi ketersediaan bahan serat alam sangat terbatas. Produksi bahan serat alam juga membutuhkan iklim yang mendukung. Kondisi musim kemarau ataupun musim penghujan dapat mempengaruhi produksi bahan serat alam. Sifat bahan serat alam ada yang tahan akan iklim kemarau maupun kondisi musim penghujan. Selain itu, jika bahan serat alam ini diproduksi terus-menerus akan mempengaruhi harga pasar. Semakin langka ketersediaan bahan serat alam maka semakin mahal juga ongkos produksinya. Hal itu juga akan meningkatkan harga jual produk di pasar. Melihat keadaan tersebut, tidak heran jika Indonesia yang memiliki iklim yang lebih baik dan kondisi alam yang mendukung dapat menghasilkan bahan serat alam dengan efektif. Kerajinan serat menggunakan serat alam juga membuat produk kerajinan menjadi lebih eksklusif karena sulit untuk diproduksi secara massal. Jenis dan Karakteristik Bahan Serat Bahan serat alam dapat digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu yang berasal dari tumbuhan, hewan, dan mineral. Namun pada kesempatan kali ini, yang akan dipelajari hanya pada serat dari dari tumbuhan dan hewan yang akan dipaparkan di bawah ini. Serat dari Tumbuhan Tidak semua tumbuhan memiliki kandungan yang dapat diolah menjadi serat alam. Hal ini karena serat yang diinginkan sebagai bahan baku produk tesktil memiliki persyaratan meliputi kuat, tahan lama, bentuknya tetap tidak susut, permukaan yang halus ataupun bertekstur sesuai persyaratan produk. Serat yang berasal dari tumbuhan dapat dilihat berdasarkan bagian-bagian tumbuhan. Adapun serat yang berasal dari tumbuhan dapat diklasifikasikan menjadi empat, yakni sebagai berikut. Serat dari Biji Beberapa biji tumbuhan telah memenuhi persyaratan untuk diolah sebagai bahan serat, contohnya adalah biji dari pohon kapas dan kapuk. Namun saat ini kapas dan kapuk sudah jarang digunakan untuk bahan baku produk tekstil. Kapas lebih banyak digunakan sebagai bahan kosmetik. Serat dari Batang Jenis batang yang menghasilkan serat alam dapat berupa jenis batang yang berkambium ataupun tidak berkambium. Contoh serat alam dari batang meliputi bahan pohon anggrek, melinjo/ganemon, mahkota dewa, beringin, yonkori, flax, jute, rosella, henep, rami, urena, kenaf, dan sunn. Serat dari Daun Tumbuhan yang dapat diolah sebagai bahan serat dari daunnya tidaklah banyak. Namun, banyak orang memanfaatkan serat dari daun sebagai bahan baku produk tekstil. Contohnya adalah serat daun mendong purun tikus, daun nanas, daun pandan berduri, daun eceng gondok, daun abaka, daun sisal, dan daun henequen. Serat Berasal dari Buah Tumbuhan yang menghasilkan buah yang dapat diolah menjadi bahan serat alam tidaklah banyak. Buah yang sudah dimanfaatkan sebagai bahan serat adalah buah kelapa. Buah kelapa memiliki sabut yang melapisi buahnya, dan sabut tersebut telah banyak digunakan sebagai bahan serat. Sabut yang digunakan sebagai serat hanyalah yang memiliki potongan-potongan panjang. Serat dari Hewan Serat yang berasal dari hewan banyak disukai oleh negara-negara Eropa. Bahan serat tersebut memiliki tekstur yang lembut dan halus, Sifat serat hewan menghangatkan sehingga orang-orang yang tinggal di daerah musim dingin sangat memanfaatkan serat ini. Serat dari Stapel Stapel adalah serat yang berbentuk rambut hewan yang disebut dengan wol Tim Kemdikbud, 2017, hlm. 11. Contoh serat dari stapel adalah dari domba, alpaca, unta, cashmer, mohair, kelinci, dan vicuna. Rambut hewan yang paling banyak digunakan adalah wol dari bulu domba. Serat dari Filamen Filamen merupakan serat yang berbentuk jaringan. Contohnya adalah serat yang berasal dari larva ulat sutera yang digunakan untuk membentuk kepompong. Kepompong inilah yang merupakan serat lalu dipintal menjadi benang. Contohnya adalah serat dari kepompong ulat sutra. Karakteristik Bahan Serat Alam Karakteristik bahan serat alam yang menjadi perhatian adalah permukaan seratnya, seperti kehalusan, kekuatan, daya serap, dan kemuluran atau elastisitas. Karakteristik Serat Kapas Bahan tekstil dari selulosa kapas memiliki beberapa karakteristik seperti bahan terasa dingin dan sedikit kaku, mudah kusut, mudah menyerap keringat, rentan terhadap jamur, dan mudah terbakar. Karakteristik Serat Sutra Sementara serat sutra mempunyai ciri-ciri berkilau, sangat bagus dan lembut, tidak mudah kusut, sangat halus, kekuatannya tinggi, tahan terhadap sinar matahari, daya serap cukup tinggi, tidak mudah berjamur, mudah terbakar, berbau seperti rambut terbakar, bekas pembakaran berbentuk abu hitam, bulat, serta mudah dihancurkan. Karakteristik Serat Wol Serat wol mempunyai ciri-ciri agak kuat, tidak berkilau, keriting, kekenyalan tinggi, elastisitas tinggi, dan merupakan penahan panas yang baik, tahan terhadap jamur dan bakteri. Berdasarkan karakteristik tersebut, kita dapat melakukan perawatan pada bahan serat alam lebih maksimal. Hal ini dilakukan agar kualitas bahan serat tetap terjaga dan tahan lama. Sebelum menggunakan serat alam sebagai bahan kerajinan, tentunya harus dilakukan pengolahan terlebih dahulu. Proses pengolahan masing-masing bahan tekstil secara umum sama saja. Pengolahan dapat dilakukan secara manual maupun menggunakan mesin yang langkah-langkahnya dalah sebagai berikut. Pemintalan Benang Dari proses pemilihan serat akan dilanjutkan pengolahan kapas menjadi benang yang disebut pemintalan. Penggulungan Benang Benang yang sudah dipintal akan digulung menggunakan alat penggulung benang. Pencelupan Warna Benang diproses dengan pencelupan untuk memperoleh warna yang kuat. Selanjutnya benang dikeringkan. Penenunan Benang Menjadi Kain Setelah kering, benang dapat ditindaklanjuti dengan proses penenunan menjadi kain. Benang yang telah jadi bahan baku dapat digunakan untuk membuat makrame dan tapestri, sedangkan kain dapat digunakan untuk membuat kain ikat celup. Teknik Produksi Kerajinan Bahan Serat Teknik dasar kerajinan tekstil adalah segala cara yang digunakan untuk membentuk atau mengolah bahan tekstil. Teknik yang dapat digunakan untuk mengolah kerajinan tekstil amatlah beragam. Penggunaan teknik dasar ini disesuaikan dengan kerajinan yang akan dibuat. Teknik-teknik dasar dalam keterampilan kerajinan tekstil yang dapat digunakan untuk memproduksi kerajinan meliputi ikat celup, makrame, dan tapestri yang akan dijelaskan sebagai berikut. Menenun Teknik menenun dapat digunakan untuk pembuatan produk kerajinan tapestri. Menenun menggunakan alat spanram atau bingkai yang direntangkan benang-benang lungsi sebagai jalur jalannya benang tenunan atau pakan. Menjahit Menjahit adalah pekerjaan menyambung kain dan bahan-bahan lain yang bisa dilewati jarum jahit dan benang. Teknik menjahit dapat dilakukan dengan tangan manual atau mesin jahit. Dalam pembuatan kain ikat celup diperlukan teknik menjahit untuk merintang warna. Mengikat Mengikat adalah teknik menyatukan dua benang/lebih membentuk ikatan yang diinginkan. Teknik mengikat dapat pula diartikan menyatukan helaian kain yang satu dengan lainnya menggunakan alat pengikat untuk membentuk pola tertentu. Ikatan ini dapat berupa simpul ataupun pola warna. Sementara itu, proses produksi kerajinan bahan serat sesuai dengan bahan dan teknik yang digunakan akan dipaparkan di bawah ini. Produk dan Proses Kerajinan Bahan Serat Alam Sebelumnya, dalam pembuatan produk kerajinan yang baik, kita harus mengetahui terlebih dahulu sebetulnya produk seperti apa yang bagus dan berkualitas baik. Oleh karena itu, kita perlu memahami dahulu seperti apa membuat karya yang berkualitas. Syarat Perancangan Kerajinan Serat Alam Berkualitas Baik Adapun syarat-syarat perancangan benda kerajinan yang berkualitas tinggi adalah sebagai berikut. Kegunaan Utility Benda kerajinan harus mengutamakan nilai praktis, yaitu dapat digunakan sesuai dengan fungsi dan kebutuhan. Contohnya mangkuk untuk wadah sayur. Kenyamanan Comfortable Benda kerajinan harus menyenangkan dan memberi kenyamanan bagi pemakainya. Contohnya cangkir didesain ada pegangannya. Keluwesan Flexibility Benda kerajinan harus memiliki keserasian antara bentuk dan wujud benda dengan nilai gunanya. Contohnya sepatu sesuai dengan anatomi dan ukuran kaki. Keamanan Safety Benda kerajinan tidak boleh membahayakan pemakainya. Contohnya piring dari serat kelapa harus mempertimbangkan komposisi aat pelapis/pewarna yang dipakai agar tidak berbahaya jika digunakan sebagai wadah makanan. Keindahan Aesthetic Benda yang indah mempunyai daya tarik lebih dibanding benda yang biasa-biasa saja. Keindahan sebuah benda dapat dilihat dari beberapa hal, di antaranya dari bentuk, hiasan atau ornamen, dan bahan bakunya. Proses Perancangan Kerajinan Serat Alam Selain itu, kerajinan serat yang baik dihasilkan dari proses perancangan yang baik pula. Oleh karena itu, proses perancangan karya kerajinan harus memperhatikan hal-hal berikut ini. Tentukan bahan & jenis kerajinan. Penggalian ide dari berbagai sumber. Buat beberapa sketsa karya. Tentukan sebuah karya terbaik. Kumpulkan bahan dan alat yang sesuai untuk rancangan karya. Buat karya sesuai dengan rancangan/sketsa. Evaluasi karya, apakah layak atau tidak. Revisi karya, meskipun karya sudah layak, jika ada celah inovasi mengapa tidak. Produk Kerajinan Serat Alam Produk kerajinan yang dihasilkan dari bahan serat tumbuhan dan hewan sangat banyak dan cukup mudah didapat. Namun ada pula serat buatan yang dihasilkan dari berbagai bahan campuran, yang juga menghasilkan produk kerajinan yang kreatif seperti kain. Berikut adalah beberapa contoh produk dan proses kerajinan serat alam. Produk Kerajinan Serat Tumbuhan Serat alam yang biasa digunakan di antaranya daun eceng gondok, daun pandan, daun jagung, daun pisang atau pelepah pisang, daun kelapa/janur, daun lontar, daun pandan, dan daun pohon gebang. Selain daun ada juga akar, biji, dan batang. Bahan Kerajinan Serat Tumbuhan Serat alam dari tumbuhan yang dapat diolah menjadi produk kerajinan. Beberapa bahan kerajinan serat tumbuhan meliputi beberapa jenis di bawah ini. Serat pelepah pisang Serat daun pepaya Bahan serat eceng gondok Pengolahan Bahan Kerajinan Serat Tumbuhan Proses persiapan pembuatan bahan baku yang digunakan biasanya dengan cara dikeringkan secara alami menggunakan sinar matahari langsung. Untuk menghindari jamur, bahan serat alam harus direndam dahulu dalam waktu tertentu dengan larutan natrium benaoat atau aat pengawet lainnya sehingga bahan serat alam dapat tahan lama tanpa jamur. Alat Produksi Kerajinan Serat Tumbuhan Alat yang digunakan untuk membuat produk kerajinan dari bahan serat alam cukup banyak. Peralatan digunakan sesuai kebutuhan. Peralatan di bawah ini hanya sebagian saja dari aneka peralatan yang dapat digunakan untuk membuat produk kerajinan dari bahan daun atau serat alam. Ada pula peralatan berat yang diperlukan dalam pembuatan kerajinan tertentu, seperti mesin jahit, mesin tenun, mesin pemisah sabut kelapa, dan aneka mesin lainnya yang disesuaikan dengan kebutuhan bahan serat alam. Contoh Hasil Produk Kerajinan dari Serat Tumbuhan Bahan-bahan serat alam dapat menghasilkan produk kerajinan tangan yang beraneka ragam, misalnya tas, dompet, topi, alas meja, dan tempat lampu. Teknik pembuatan kerajinan dari serat alam ini sebagian besar dibuat dengan cara dianyam. Namun, ada juga yang menggunakan teknik tempel atau jahit. Bahan serat alam yang berasal dari serat/sabut kelapa dapat diproduksi sebagai keset, atau bahkan sebagai isi bantal. Bahan serat alam dari daun/pelepah pisang, pandan, atau eceng gondok dapat diproduksi menjadi berbagai bentuk kerajinan yang memiliki fungsi pakai dan juga fungsi hias dengan menggunakan teknik anyam. Produk Kerajinan Serat Hewan Serat hewan yang biasa dibuat untuk bahan dasar kerajinan adalah bulu domba, serat ulat sutra, bulu biri-biri, dan kulit hewan. Bulu domba memiliki ketebalan yang cukup untuk dibuat kerajinan fashion seperti syal, baju hangat, kaos kaki, rompi, topi, sepatu, dan tas. Ada pula yang dibuat menjadi sarung bantal kursi, dan taplak. Masih banyak lagi produk kerajinan dari bahan serat hewan ini sudah digeluti oleh perajin di beberapa daerah, melihat semakin variatifnya minat masyarakat. Berikut adalah pemaparan mengenai produk-produk kerajinan dari serat hewan. Bahan Kerajinan dari Serat Hewan Berikut adalah beberapa bahan serat dari hewan yang dapat diolah menjadi produk kerajinan serat hewan. Serat wol dari bulu domba Serat sutra dari kepompong ulat sutra Bahan serat dari bulu alpaca Pengolahan Bahan Kerajinan Serat Hewan Bahan-bahan serat hewan dapat diolah dengan berbagai cara dan dilakukan dengan beberapa tahap pengolahan, seperti pencukuran, pembersihan dengan cara pencucian, pengeringan, dan kemudian dipintal. Hasil dari pemintalan diperoleh benang yang dapat dijadikan sejumlah produk yang bernilai jual tinggi. Produk yang dihasilkan dari bulu domba sering diolah dengan teknik tenun. Serat bulu domba atau wol memiliki kelebihan di antaranya berat, hangat, dan halus. Oleh sebab itu, bahan serat ini cocok dimanfaatkan sebagai produk fashion atau pakaian karena nyaman di kulit. Alat Produksi Kerajinan Serat Hewan Alat yang digunakan untuk membuat produk kerajinan dari bahan serat alam cukup banyak. Peralatan digunakan sesuai kebutuhan. Peralatan di bawah ini hanya sebagian saja dari aneka peralatan yang dapat digunakan untuk membuat produk kerajinan dari bahan serat hewan. Ada pula peralatan berat yang diperlukan dalam pembuatan kerajinan tertentu, seperti alat pintal dan alat penggulung benang. Alat tersebut dapat dibuat dalam bentuk tradisional. Contoh Hasil Produk Kerajinan dari Serat Hewan Pembuatan produk kerajinan bahan serat hewan, baik yang dibuat sebagai bahan baku tekstil ataupun yang dibuat sebagai fungsional memiliki prosedur yang berbeda. Misalnya, Bahan serat hewan dari sutra dapat diproduksi menjadi kain sutra. Selanjutnya, kain sutra sendiri masih dapat diolah kembali menjadi berbagai produk kerajinan lainnya, misalnya batik, kain ikat celup, busana, dan syal. Bahan serat hewan dapat diproduksi menjadi berbagai bentuk kerajinan yang memiliki fungsi pakai dan fungsi hias dengan menggunakan teknik jahit, tenun, dan rajut. Kemasan Produk Kerajinan Bahan Serat Penyajian sebuah produk kerajinan disebut juga dengan kemasan. Kemasan telah menjadi bagian penting dari sebuah karya. Saat ini kemasan sebuah produk turut menentukan apakah produk tersebut layak dikatakan memiliki kualitas lebih atau biasa saja. Bentuk kemasan sangat membantu sebuah produsen mengenalkan produk. Bentuk kemasan juga sangat membantu para perajin atau produsen mengenalkan dan mendekatkan produk kepada konsumennya. Dilihat dari fungsinya, kemasan memiliki empat fungsi utama, yakni menjual produk, melindungi produk, memudahkan penggunaan produk, dan memperindah penampilan/penyajian produk. Penting untuk dipahami bahwa produk yang diperuntukkan dijual, maka kemasan harus lebih berguna untuk melindungi keamanan karya dari kerusakan, sedangkan jika untuk dipamerkan maka kemasan lebih berfungsi sebagai penunjang atau penyaji produk utama. Referensi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Prakarya SMP/MTs Kelas VII. Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Seratdari Hewan, Serat yang berasal dari hewan banyak disukai oleh negara-negara Eropa. Serat tersebut memiliki tekstur yang lembut dan halus, Sifat serat hewan menghangatkan sehingga orang-orang yang tinggal di daerah musim dingin sangat memanfaatkan serat ini. Bagian hewan yang dimanfaatkan seratnya adalah bulu.
JAKARTA – Tempe, makanan khas Indonesia yang sudah go internasional merupakan produk olahan fermentasi dari kedelai. Tempe goreng memiliki aroma kacang yang menggiurkan dengan tekstur yang garing kerap disajikan sebagai makanan utama ataupun cemilan. Tak hanya mengenyangkan, berdasarkan hasil penelitian, tempe diketahui dapat meningkatkan kesehatan karena mengandung antimikroba, antioksidan, dan mencegah diare. Peminat tempe dari luar negeri sangat menyukai produk kedelai tersebut karena menurut mereka memiliki tekstur seperti daging dengan aroma jamur. Para vegetarian di dunia sangat menikmati makanan fermentasi tersebut. Sejarah dan Perkembangan Tempe Banyak makanan tradisional berbahan baku kedelai berasal dari China. Sebut saja tahu, kecap, dan tauco. Selain itu, Jepang juga memiliki produk fermentasi dari kedelai seperti miso dan Shoyu. Sejak berabad-abad silam makanan tradisional ini sudah dikenal oleh masyarakat Jawa, khususnya di Yogyakarta dan Surakarta. Dalam manuskrip Serat Centhini ditemukan bahwa masyarakat Jawa pada abad ke-16 telah mengenal “tempe”.sejarah tempe di IndonesiaTempe merupakan makanan khas Nusantara./WikipediaKata tempe disebutkan sebagai hidangan bernama jae santen tempe sejenis masakan tempe dengan santan dan kadhele tempe serundeng. Kata “tempe” diduga berasal dari bahasa Jawa Kuno. Pada masyarakat Jawa Kuno terdapat makanan berwarna putih terbuat dari tepung sagu yang disebut tumpi. Makanan bernama tumpi tersebut terlihat memiliki kesamaan dengan tempe segar yang juga berwarna putih. Boleh jadi, ini menjadi asal muasal dari mana kata 'tempe' berasal. Indonesia merupakan negara produsen tempe terbesar di dunia dan menjadi pasar kedelai terbesar di Asia. Sebanyak 50 persen dari konsumsi kedelai Indonesia dijadikan untuk memproduksi tempe, 40 persen tahu, dan 10 persen dalam bentuk produk lain seperti tauco, kecap, dan lain-lain. Konsumsi tempe rata-rata per orang per tahun di Indonesia saat ini diperkirakan mencapai sekitar 6,45 masyarakat Indonesia mengkonsumsi tempe sebagai panganan pendamping nasi. Dalam perkembangannya, tempe diolah dan disajikan sebagai aneka panganan siap saji yang diproses dan dijual dalam kemasan. Kripik tempe, misalnya, adalah salah satu contoh panganan populer dari tempe yang banyak dijual di pasar. Tempe di Luar Indonesia Penyebaran tempe telah meluas menjangkau berbagai kawasan. Masyarakat Eropa cukup lama mengenal tempe. Imigran asal Indonesia yang menetap di Belanda memperkenalkan tempe kepada masyarakat Eropa. Melalui negara kincir angin, keberadaan tempe menyebar ke negara Eropa lain seperti Belgia dan Jerman. Tercatat, tempe cukup populer di Eropa sejak tahun 1946. Di Amerika Serikat, tempe populer sejak pertama kali dibuat oleh Yap Bwee Hwa pada tahun 1958. Yap Bwee Hwa merupakan orang Indonesia yang pertama kali melakukan penelitian ilmiah mengenai tempe. Di Jepang, tempe diteliti sejak tahun 1926 dan mulai diproduksi secara komersial sekitar tahun 1983. Sejak tahun 1984 sudah tercatat terdapat beberapa perusahaan tempe di Eropa, di Amerika, dan di Jepang. Di beberapa negara seperti Selandia Baru, India, Kanada, Australia, Meksiko, dan Afrika Selatan, tempe juga dikenal, sekalipun di kalangan terbatas. Melansir dari jurnal Fermented Foods in Health and Disease Prevention, penelitian Mani dan Ming pada 2017 menunjukkan bahwa diantara produk kedelai, tempe dianggap sebagai sumber yang paling baik untuk protein, vitamin, antioksidan, fitokimia, dan zat bermanfaat bioaktif lainnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
r2PUDC8. zto74kxtvs.pages.dev/116zto74kxtvs.pages.dev/544zto74kxtvs.pages.dev/494zto74kxtvs.pages.dev/173zto74kxtvs.pages.dev/490zto74kxtvs.pages.dev/554zto74kxtvs.pages.dev/295zto74kxtvs.pages.dev/302
negara negara eropa sangat menyukai produk dari serat